3WelcomeToMyWorld Pictures, Images and Photos

Selasa, 20 Maret 2012

Kenaikan dan Pembatasan BBM


Kenaikan BBM yang kembali terjadi tahun ini di Indonesia  merupakan sebab adanya pergejolakan pasar minyak dunia yang semakin membuat kondisi Indonesia sendiri tidaklah stabil, belum lagi konflik yang terjadi antara AS dan Iran saat ini. Meskipun belum pecahnya perang antar kedua negara tersebut, namun sudah menimbulkan sebuah efek yang mungkin dapat menjadi efek domino di Indonesia yaitu naiknya harga minyak mentah dunia. Dimana akhirnya pemerintah-pun kembali menaikan harga bahan bakar mentah(BBM) yang akan di perbelakukan pada April 2012. Efek domino yang mungkin akan timbulpun bukan hanya dari satu sektor namun dari berbagai sektor yang dimana sektor-sektor tersebut merupakan bagian dari sebuah perkembangan/pertumbuhan  ekonomi.

            Dari kenaikan BBM di perkirakan mengakibatkan laju inflasi mencapai 3%, pernyataan tersebut di sampaikan langsung oleh Deputi bidang statistik, Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik(BPS) Djamal mengungkapkan "Kalau naik Rp1.500 dampak langsungnya 0,9 persen. Dan dampak tidak langsungnya 1-2 kali lipat dari itu. Kalau diambil 1,5 kali itu maka jadinya 2,5-3 persen. Itu kalau diberlakukan untuk semuanya (semua kendaraan)," paparnya di Jakarta, Kamis (01/03/2012). Pemerintah mengklaim bahwa akan ada kompensasi berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) senilai Rp 25 triliun, pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Hatta Rajasa).

            Dari kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menaikan harga BBM, banyak tokoh di kepemerintahan, mahasiswa, maupun elemen-elemen masyarakat lainnya yang menilai bahwasanya keputusan tersebut bukanlah kebijakan yang baik. Karena, hanya akan menimbulkan suatu permasalahan yang baru, bukanlah menyelesaikan masalah.

Dari adanya rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan mempengaruhi tiga aspek kehidupan yakni transportasi, rumah tangga dan ekonomi. Selain itu, dengan adanya pembatasan BBM akan menyengsarakan rakyat dan memberikan keuntungan sangat besar bagi kartel penjual BBM jenis Pertamax yang dikuasai perusahaan asing. Pernyataan Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Widjoyono Partowidagdo yang menyebutkan, pembatasan subsidi BBM akan memajukan pembangunan nasional karena akan menghemat anggaran negara ditentang politisi dari PDI Perjuangan Effendi MS Simbolon. 

Menurut Wakil Ketua Komisi VII DPR RI ini, pembatasan BBM hanya menguntungkan kartel minyak. Dia mengatakan, pembatasan subsidi BBM merupakan langkah menuju liberalisasi Migas. Program pembatasan BBM Bersubsidi sama artinya pencabutan subsidi BBM, rakyat dipaksa beralih ke BBM non subsidi seperti pertamax.
"Inilah saat yang ditunggu perusahaan Migas asing, karena dengan begitu tidak ada lagi produk BBM (premium) yang murah,"katanya.

Adapun ketiga aspek yang mengganggu kehidupan itu adalah aspek transportasi, jika BBM naik maka secara otomatis pengelola angkutan akan menaikkan tarif/ongkos. Demikian halnya aspek ekonomi, bahan-bahan kebutuhan ekonomi akan mengalami kenaikan, proses perdagangan dapat mengalami stagnasi.

Sedangkan aspek rumah tangga, akan banyak rumah tangga yang bertambah susah karena tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini bisa terjadi karena untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga tidak sebanding dengan penghasilan yang mereka dapatkan sehari-hari.
"Kalau BBM diimbangi pendapatan kepala keluarga yang cukup, maka saya akan setuju dengan kenaikan BBM tersebut. Namun pada faktanya banyak terjadi di masyarakat kenaikan BBM tidak diiringi dengan kenaikan penghasilan setiap kepala keluarga,"kata Effendi MS Simbolon. (syahri ramadani, FE UNPAB)

Pemerintah kembali menegaskan pembatasan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) subsidi akan tetap berlaku mulai 1 April 2012. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengatakan, pembatasan BBM subsidi akan dilakukan secara bertahap.

Salah satu pilihan yang akan dilakukan adalah mengonversi BBM ke bahan bakar gas. ”April, kami mulai konversi secara bertahap, tidak serta-merta seluruhnya,” kata Jero Wacik, Senin (20/2/2012).

Pilihan berikutnya adalah berpindah ke bahan bakar minyak nonsubsidi, Namun, Jero Wacik mengatakan, pilihan tersebut dinilai terlalu berat bagi masyarakat. ”Muncul belakangan adalah soal pengurangan subsidi per liter, bukan menaikkan harga karena itu dilarang undang-undang,” lanjutnya.

Soal kebijakan pengurangan subsidi ini, pemerintah akan mengajukan dalam APBN Perubahan. ”Itu yang sedang disiapkan oleh Kementerian Keuangan, sedang proses dan kalau sudah selesai akan dibahas bersama Komisi VII DPR,” katanya.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo menambahkan, program pembatasan BBM subsidi akan diterapkan mulai dari instansi pemerintah terlebih dahulu. Ia mengatakan, soal aturan kendaraan instansi pemerintah menggunakan bahan bakar yang tidak disubsidi sebenarnya sudah diimbau dalam Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 2011 tentang penghematan energi. ”Di aturan tersebut masih diimbau, tapi sekarang diwajibkan untuk instansi pemerintah,” kata Evita.

Mobil-mobil pemerintah yang diwajibkan menggunakan BBM nonsubsidi adalah mobil instansi yang digunakan pejabat negara, belum termasuk kendaraan anggota Dewan atau para pegawai instansi pemerintah. Mobil instansi nantinya diarahkan untuk beralih ke bahan bakar gas atau menggunakan bahan bakar minyak nonsubsidi seperti Pertamax.

Sementara itu, untuk pembatasan bagi masyarakat masih belum diputuskan kepastiannya. Saat ini pemerintah masih menanti hasil kajian yang dilakukan oleh Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung.

Hasil kajian seputar program diversifikasi bahan bakar ke gas, mekanisme pembatasan konsumsi BBM subsidi, atau pengurangan subsidi per liter. ”Ini masih kami kaji, kalau dikurangi seberapa dan dampak-dampaknya,” jelasnya. (Fitri Nur Arifenie/Kontan)




Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Armida Alisjahbana, mengatakan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas untuk jangka menengah dan jangka panjang adalah sebuah keharusan. Saat ini, opsi terkait pembatasan maupun kenaikan harga BBM masih dibahas bersama Komisi VII DPR. "Kami melihatnya jangka menengah dan panjang, konversi BBM itu harus. Coba lihat negara lain, mereka juga konversi. Tapi paling utama sekarang kita lakukan untuk transportasi," kata Armida, di kantornya, Jakarta, Selasa 21 Februari 2012.

Menurut Armida, pilihan terkait pembatasan maupun kenaikan harga BBM adalah satu paket. Semua opsi saling terkait satu dengan lainnya. Pilihan-pilihan itu juga harus dikaji secara cermat karena saat ini asumsi makro sudah meleset. "Harga minyak mentah Indonesia (ICP) sudah di atas US$110, kalau seperti itu kan APBN bagaimana, padahal asumsinya US$90, ada sedikit penambahan," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, yang baru saja dilantik mengatakan, saat ini pihaknya masih mengkaji dampak kenaikan maupun pembatasan BBM terhadap angka inflasi. "Dampak ke inflasi jelas. Kalau harga naik jelas berdampak karena harga-harga naik. Kami sedang mengkaji kalau kenaikan per Rp500 berapa dampaknya," ujar Suryamin.

Sedangkan untuk pembatasan BBM sendiri, Suryamin mengaku akan sulit untuk menghitungnya. Hal ini terjadi karena pihaknya belum memiliki data jumlah pengguna Premium dan Pertamax di pasaran. "Terus bagaimana kalau di konversikan," kata dia.(np)

;; sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar