Pertemuan pertama tanggal 11 Maret 2013
Dosen : DR. PRIHANTORO, SE., MM
Jadi terlebih yang di pelajari mata kuliah ini adalah mengenai uang, dimana uang tersendiri memiliki fungsi sebagai alat tukar, satuan hitung serta sebagai tolak ukur kemakmuran. Dimana sesuai yg di utarakan oleh bapak ekonomi dunia yaitu Adam Smith bahwa ilmu ekonomi merupakan ilmu tentang mengetahui sebuah kemakmuran. Seorang manusia yang sudah memiliki penghasilan ada yang surplus ada pula yang defisit, di karenakan yang penghasilan besar namun kebutuhan hidupnya melebihi penghasilannya mengakibatkan financial hidupnya defisit dan yang berpenghasilan rendah namun kebutuhanya juga rendah mengakibatkan financial hidupnya surplus. Begitu pun sebaliknya.
Yang financialnya defisit bagaimana dia bisa melengkapi segala kebutuhan biasanya memilih langkah untuk meminjam uang kepada yang financialnya surplus, dan bagaimana hal itu bisa terjadi di karenakan ada 2 syarat dalam peminjaman tersebut yaitu trust(kepercayaan) dan fund(uang). Kedua hal tersebut disebut double coincidence. Ada pula sebuah lembaga diantara kedua pihak untuk saling menyelaraskan kebutuhan masing-masing yaitu Bank, dimana yang financialnya surplus bisa menitipkan uangnya di Bank dalam bentuk tabungan, giro dan deposit ( i1). Serta yang financialnya defisit bisa meminjam uang pada Bank (i2), Bank sendiri memiliki pendapatan dari suku bunga kedua hal tersebut (i2 - i1) yang disebut interest spread.
Ada kegiatan lain pula yang bisa dilakukan bagi yang financialnya defisit yaitu dengan cara menjual surat obligasi(hutang) di bursa saham(pasar modal) dan di beli oleh berfinancial surplus (i3).
Bank menerbitkan uang beredar di faktorkan juga oleh sebab (i3 < i2) dan (i1 < i3), maka Bank menaikkan suku bunga. Di pasar modal tersendiri terdapat 2 jenis yaitu modal dan obligasi(surat hutang), modal juga terbagi menjadi 2 yaitu deviden(r - laba di tahan = yang di bagikan) dan capital gain (contoh : pada jam 08:00 saham yang dimiliki bernilai Rp 1000/lmbr, pada jam 11:00 harga nilai saham berubah menjadi Rp 1500/lmbr), serta obligasi (contoh : si B menjual obligasi kepada A dengan nilai Rp 9.000.000, dan si B untuk membeli surat obligasinya kembali kepada A dengan nilai Rp 10.000.000. Maka keuntungan Rp 1.000.000 merupakan hasil dari suku bunga nya yang 10%).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar